WELCOME TO MY BLOG

Senin, Oktober 03, 2011

Revolusi Hijau


Revolusi hijau dipercikkan oleh penciptaan dua varietas unggul tanaman pangan pokok pada tahun 1960-an. Yang satu ialah varietas unggul padi IR-8 hasil persilangan  suatu varietas padi Taiwan dan Indonesia yang dibuat oleh Dr. Te-Tzu Chang dkk. di IRRI,  Filipina (Kinley, 1990). Yang lain ialah varietas unggul gandum yang dibuat oleh Dr. Norman Borlaug  dkk . di CIMMYT,  Mexico (Brown, 1993). Dengan revolusi hijau padi Indonesia berhasil membebaskan diri dari devisit pangan kronis, sedang Thailand berhasil mengubah diri menjadi pengekspor beras. Dengan revolusi hijau gandum India dan Pakistan berhasil menyelesaikan persoalan-persoalan devisit pangan kronis.
 Revolusi hijau Asia yang berhasil mulai dicoba dibangkitkan di Afrika,  suatu benua yang selalu terlilit kekurangan pangan dan kelaparan. Tanaman pangan pokok yang dilibatkan terutama jagung dan sorgum (Robson, 1991; Brown, 1993).
 Asas Revolusi Hijau
Tekanan pokok revolusi hijau ialah menaikkan produksi pangan. Sering dikatakan bahwa strategi revolusi hijau adalah satu-satunya yang ada untuk meningkatkan bekalan pangan (Shiva,1993). Maka varietas unggul diciptakan yang berdaya tanggap besar terhadap masukan. Revolusi hijau padi dapat meningkatkan produksi gabah secara dramatis di daerah-daerah yang air dapat dikendalikan atau diirigasi, laju adopsi varietas unggul tinggi, pupuk yang bertindak cepat digunakan secara berbanyak-banyak, hama dan penyakit utama dikendalikan secara kimiawi dan/atau ketahanan varietas, dan insentif yang menarik berupa subsidi atau dukungan harga. Dengan menanam varietas unggul berumur pendek dapat dilakukan monokultur ganda (Chang, 1991). Menurut Shiva (1993) revolusi hijau tidak didasarkan atas kemandirian akan tetapi ketergantungan, tidak berdasarkan keanekaragaman akan tetapi keseragaman. Pertanian dikembangkan dari sudut pandang peningkatan dukungan sektor publik, yaitu kredit, subsidi, dukungan harga dan penyediaan prasarana, dan peningkatan masukan belian ( purchased inputs ).
Indonesia berhasil dengan revolusi hijau padi karena beruntung memiliki iklim dan tanah yang sesuai, mampu menyediakan dana cukup karena bertepatan dengan memuncaknya harga komoditas andalan ekspor minyak bumi di pasaran dunia, organisasi penyuluhan yang telah terbina baik, dan suasana polotik serta keamanan yang pada umumnya mantap. Dengan dana yang tersedia cukup dapat dibangun sarana irigasi yang mahal, dikembangkan lahan rawa pasang surut, menyediakan kredit, dan memberikan subsidi kepada sarana produksi serta dukungan harga.
Buntut Revolusi Hijau
Dalam memasuki dua dasa warsa, revolusi hijau menghadapi tantangan mempertanggungjawabkan jatidirinya. Muncul dua aliran pendapat yang saling bertentangan yang sampai pada waktu ini rupa-rupanya belum mau menyurut. Aliran yang satu membela mati-matian kebenaran revolusi hijau sebagai strategi yang tepat bagi pengamanan pangan ( food security ) di dunia ketiga. Aliran yang lain mencerca revolusi hijau yang sandarannya pada teknologi benih-pupuk adalah kontraproduktif apabila dilihat dari segi sumberdaya dan lingkungan, mempertahankan maslahat ekonomi semu dengan subsidi dan dukungan harga, dan memberikan peluang maju lebih banyak kepada petani berlahan baik yang berjumlah lebih sedikit daripada kepada mereka yang hidup di lahan piasan ( marginal ) yang berjumlah jauh labih banyak.
Salah satu tokoh pembela revolusi hijau adalah Dr. Borlaug sendiri, pencipta varietas unggul gandum. Menurut dia yang penting ialah peningkatan produksi total nasional yang menyediakan bagi konsumen bahan pangan lebih banyak dan lebih murah terlepas dari siapa petani yang menghasilkannya. Dia juga tidak percaya bahwa bekalan pangan dunia telah terasuki zat-zat kimia secara berbahaya karena penggunaan pestisida, insektisida dan herbisida. Ancaman terbesar terhadap lingkungan bukanlah teknologi pertanian, melainkan pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali yang memakan habis segala perolehan yang dihasilkan ilmu (Brown, 1993). 
Dalam membicarakan keterlanjutan dalam konteks Asia, von Uexkull (1992) mendukung strategi revolusi hijau. Sebelum penggal kedua abad ini kebutuhan pangan penduduk yang bertumbuh lambat dapat dipenuhi dengan pemekaran lahan budidaya, perbaikan irigasi, perbaikan ragam spesies ( strain ), pengolahan tanah lebih baik, dan pelaksanaan agronomi lebih baik. Kesuburan tanah dapat dijaga atau bahkan diperbaiki dengan pelaksanaan usaha tani penghemat kesuburan. Akan tetapi dalam kedua penggal abad ini keadaan sekonyong-konyong berubah. Semua lahan yang sesuai secara potensial untuk budidaya padi sudah tergunakan habis, padahal penduduk bertambah secara cepat. Tidak ada jalan lain dari pada mengganti pertanian yang bergantung pada tanah, yang statis akan tetapi mantap dengan pertanian yang bergantung pada pupuk. Di Asia masa sekarang pertanian berkelanjutan tidak mungkin diceraikan dari pupuk. Revolusi hijaulah yang mengganti pertanian Asia. Seandainya tidak ada revolusi hijau, ratusan juta orang di Asia akan mati kelaparan.
Di Indonesia, penggunaan pupuk dan pestisida kimia merupakan bagian dari Revolusi Hijau, sebuah proyek ambisius Orde Baru untuk memacu hasil produksi pertanian dengan menggunakan teknologi modern, yang dimulai sejak tahun 1970-an. Memang Revolusi Hijau telah menjawab satu tantangan ketersediaan kebutuhan pangan dunia yang terus meningkat. Namun keberhasilan itu bukan tanpa dampak dan efek samping yang jika tanpa pengendalian, dalam jangka panjang justru mengancam kehidupan dunia pertanian.
Gerakan revolusi hijau di Indonesia memang terlihat pada dekade 1980-an. Saat itu, pemerintah mengkomando penanaman padi, pemaksaan pemakaian bibit impor, pupuk kimia, pestisida, dan lain-lainnya. Hasilnya, Indonesia sempat menikmati swasembada beras. Namun pada dekade 1990-an, petani mulai kelimpungan menghadapi serangan hama, kesuburan tanah merosot, ketergantungan pemakaian pupuk yang semakin meningkat dan pestisida tidak manjur lagi, dan harga gabah dikontrol pemerintah.
Bahan kimia sintetik yang digunakan dalam pertanian, pupuk misalnya telah merusak struktur, kimia dan biologi tanah. Bahan pestisida diyakini telah merusak ekosistem dan habitat beberapa binatang yang justru menguntungkan petani sebagai predator hama tertentu. Disamping itu pestisida telah menyebabkan imunitas pada beberapa hama. Lebih lanjut resiko kerusakan ekologi menjadi tak terhindarkan dan terjadinya penurunan produksi membuat ongkos produksi pertanian cenderung meningkat. Akhirnya terjadi inefisensi produksi dan melemahkan kegairahan bertani. Revolusi hijau memang pernah meningkatkan produksi gabah. Namun berakibat berbagai organisme penyubur tanah musnah kesuburan tanah merosot/tandus. Tanah mengandung residu (endapan pestisida) Hasil pertanian mengandung residu pestisida Keseimbangan ekosistem rusak Terjadi peledakan serangan dan jumlah hama. Revolusi Hijau bahkan telah mengubah secara drastis hakekat petani. Dalam sejarah peradaban manusia, petani bekerja mengembangkan budaya tanam dengan memanfaatkan potensi alam untuk pemenuhan kebutuhan hidup manusia.
Petani merupakan komunitas mandiri. Namun dalam revolusi hijau, petani tidak boleh membiakkan benih sendiri. Bibit yang telah disediakan merupakan hasil rekayasa genetika, dan sangat tergantung pada pupuk dan pestisida kimia yang membuat banyak petani terlilit hutang. Akibat terlalu menjagokan bibit padi unggul, sekitar 1.500 varietas padi lokal telah punah dalam 15 tahun terakhir ini. Meskipun dalam Undang-Undang No. 12/1992 telah disebutkan bahwa “petani memiliki kebebasan untuk menentukan pilihan jenis tanaman dan pembudi-dayaannya”, tetapi ayat tersebut dimentahkan lagi oleh ayat berikutnya, yakni “petani berkewajiban berperan serta dalam mewujudkan rencana pengembangan dan produksi budidaya tanam” (program pemerintah). Dengan begitu, kebebasan petani tetap dikebiri oleh rezim pemerintah.
Dapat dipastikan bahwa Revolusi Hijau hanya menguntungkan para produsen pupuk, pestisida, benih, serta petani bermodal kuat. Revolusi Hijau memang membuat hasil produksi pertanian meningkat, yang dijadikan tolak ukur sebagai salah satu keberhasilan Orde Baru. Namun, di balik itu semua, ada penderitaan kaum petani. Belum lagi kerusakan sistem ekologi pertanian yang kerugiannya tidak dapat dinilai dengan uang.

1 komentar:

  1. Slots Casino Map & Directions - MapyRO
    Find your nearest casino in 울산광역 출장안마 New Jersey. 보령 출장마사지 Where to find Casinos Near Me? In-person poker tables, select one 광주광역 출장마사지 of the slot 서울특별 출장샵 machines or choose your favorite 강원도 출장안마

    BalasHapus