WELCOME TO MY BLOG

Senin, Juni 14, 2010

Makna Sebagai Arti dan Referensi


Makna Sebagai Arti dan Referensi
Semiotika adalah studi mengenai tanda (sign) dan simbol yang merupakan tradisi penting dalam pemikiran tradisi komunikasi.Tradisi semiotika mencakup teori utama mengenai bagaimana tanda mewakili objek, ide, situasi, keadaan, perasaan, dan sebagainya yang berada di luar diri.Konsep dasar yang menyatukan tradisi semiotika ini adalah 'tanda' yang diartikan sebagai suatu yang bukan dirinya sendiri. Tanda merupakan dasar bagi semua komunikasi. Tanda menunjuk atau mengacu pada sesuatu yang bukan pada dirinya sendiri, sedangkan makna atau arti adalah hubungan antara objek atau ide dengan tanda.

Teori modern pertama yang membahas tanda dikemukakan oleh ahli filsafat dari abad kesembilan belas, Charles Saunders Peirce, yang dianggap sebagai pendiri semiotika modern. Ia mendefinisikan semiotika sebagai suatu hubungan antara tanda (simbol), objek, dan makna. Tanda mewakili objek (referent) yang ada di dalam pikiran orang yang menginterpretasikannya (interpreter). Peirce menyatakan bahwa representasi dari suatu objek disebut dengan interpretant. Misalnya, ketika kita mendengar kata 'anjing', maka pikiran kita akan mengasosiasikan kata itu dengan hewan tertentu. Kata 'anjing' itu sendiri bukanlah binatang, namun asosiasi yang kita buatlah (interpretant) yang menghubungkan keduanya. ketiga elemen tersebut, yaitu sebagai berikut.
a) Tanda, yaitu seperti kata 'anjing' yang terdiri atas sejumlah huruf atau singkatnya, kata 'anjing' adalah wakil dari tanda.
b) Referen (referent), yaitu objek yang tergambarkan oleh kata 'anjing' yang terbentuk dalam pikiran kita, yaitu hewan berkaki empat.
c) Makna, yaitu hasil gabungan tanda dan referen yang terbentuk dalam pikiran. Makna anjing bagi mereka yang menyukai anjing adalah hewan yang lucu dan menyenangkan. Bandingkan dengan makna anjing bagi orang yang trauma karena pernah digigit anjing.

Tanda harus bekerja sama agar suatu tanda dapat berfungsi. Hubungan ketiga bagian ini dijelaskan dalam bentuk model yang dibuat oleh C.K Ogden dan I.A Richard pada teori yang mereka buat, yang dikenal sebagai Segitiga Makna Ogden dan Richard (OR).

Ada tiga istilah kunci dalam karya Ogden dan Richard, yaitu symbol, refrence, dan referent .

a) Symbol

Bagi OR hanya kata – kata yang merujuk kepada benda, orang, kejadian, peristiwa melalui pikiran symbol. Bagi OR kata – kata yang menyatakan perasaan, sikap, harapan, impian, dan sebagainya tidak termasuk dalam pengertian simbol
Bahasa simbolik seperti yang didefinisikan OR ialah bahasa yang sesuai dengan fakta atau bahasa kefaktaan. Symbol itu bebas / impersonal dan harus diverifikasi dengan fakta. Bahasa simbolik adalah bahasa yang cocok dan dekat pada laporan ilmuwan.

b) Reference

OR tidak mempergunakan kata pikiran. Mereka menggunakan istilah Refrence untuk menunjukan bahwa pikiran adalah satu refrence ke suatu obyek yakni ke satu refrence.

c)Referent

Referent merujuk sesuatu diluar otak manusia dan berada di dunia ini. Jika kita mempergunakan simbol, maka kita merujuk kepada referent, misalnya, apa itu, dimana itu, kapan itu, siapa itu, yang berada didunia nyata.

Ogden dan Richard menyatakan penting untuk menenukan referent agar diketahui apakah satu reference benar atau tidak. Dan jika reference benar, maka ia merujuk kepada fakta. Mereka mengatakan terdapat reference yang kompleks karena beberapa reference dihubungkan satu dengan yang lain.


Teori Referensial

Teori referensial atau teori korespondensi merujuk pada segitiga makna yang dikemukakan oleh OR. Makna adalah hubungan antara reference dan referent yang dinyatakan lewat simbol bunyi bahasa baik berupa kata ataupun prase atau kalimat. Simbol bahasa dan rujukan atau referent tidak mempunyai hubungan langsung. Teori ini menekankan hubungan langsung antara reference dengan referent yang ada di alam nyata.

Jika kita memperhatikan ujaran dalam sebuah bahasa, misalnya “Ronald Reagan”, ‘Rudi Hartono’, ‘ Jakarta’ atau frase nomen seperti “sang mantan wakil presiden RI 1983-1988’, ‘orang pertama yang berjalan dibulan’, maka sudah pasti makna ujaran itu merujuk kepada benda atau hal yang sama. Nah, itulah teori makna sesuai dengan teori referensi atau korespodensi. Jika kita menerima bahwa makna sebuah ujaran adalah referennya, maka setidak – tidaknya kita terikat pula pada pernyataan berikut ini.
1) Jika sebuah ujaran mempunyai makna, maka ujaran itu mempunyai referen.
2) Jika dua ujaran mempunyai referen yang sama, maka ujaran itu mempunyai makna yang sama pula,
3) Apa saja yang benar dari referen sebuah ujaran adalah benar untuk maknanya.


Teori Acuan

Menurut Alston, teori acuan atau teori referensial ini merupakan salah satu jenis teori makna yang mengenali atau menidentifikasi makna suatu ungkapan dengan apa yang diacunya atau dengan hubungan acuan itu. Istilah referen itu sendiri menurut Palmer(1976:30) “reference deals with the relationship between the linguistic element, word, sentences, etc, and the nonlinguistic word of experience” (hubungan antara unsur – unsur linguistic berupa kata – kata, kalimat – kalimat dan dunia pengalaman yang non linguistik.

Referen atau acuan boleh saja benda, peristiwa, proses atau kenyataan. Referen adalah sesuatu yang ditunjuk oleh lambing. Jadi, kalau seseorang mengatakan sungai, maka yang ditunjuk oleh lambing tersebut yakni tanah yang berlubang lebar dan panjang tempat mengalir air dari hulu ke danau atau laut. Kata sungai langsung dihubungkan dengan acuannya. Tidak mungkin timbul asosiasi yang lain. Bagi mereka yang pernah melihat sungai, atau pernah mandi di sungai, sudah barang tentu mudah memahami apa yang



Referensi

Sobur,alex. Semiotika komunikasi. Bandung: PT. Rosda karya. 2006
J.D.parera, teori semntik edisi kedua. Jakarta: erlangga. 2002

1 komentar: