WELCOME TO MY BLOG

Senin, Juni 14, 2010

semantik


Nama : Nur Asiah
Sem : IV C Pend. IPS
Tugas : Bahasa dan kebudayaan


A.Ruang Lingkup semantik
semantik adalah sudi suatu pembeda bahasa dengan hubungan proses mental atau simbolism dalam aktivias bicara(Ency Brintanica,1965). Hubungan antara bahasa dan dan proses mental dapat dinyatakan dengan beberapa cara. ada yang menyatakan bahwa proses mental tiak perlu diplajari kana mmbingungkan adapula yang menyatakan harus diplajari secara terpisah, lpasdari seatik tapa menyinggung prosesmental. tanpa menyinggung hal trsebut kita dapa mengerti sesuau yang terjadi melaui bahasa.
B.Pengertian semantik
Semantik adalah ilmu tata makna, arti kata-kata dan bentuk linguistic, yang berfungsi sebagi simbol dan peran yang dimainkannya dalam hubungannya dengan kata-kata dan tindakan manusia. Semantik
Semantik membahas bagaimana tanda berhubungan referennya atau apa yang diwakili suatu tanda titik semiotika menggunakan dua dunia, yaitu dunia benda dan dua tanda dan menjelasakan hubungan keduanya. Jika kita bertanya, “tanda itu mewakili apa?” maka kita berada di dunia semantik buku kamus, misalnya, merupakan referensi semantik, kamus mengatakan kepada kita apa arti suatu kata atau apa yang diwakili atau dipresentasi oleh suatu kata. Prinsip dasar dalam semeontika adalah bahwa reperentasi selalu diperantarai atau dimediasi oleh kesadaran interpretasi individu, dan setiap interpretasi atau makna dari suatu tanda akan berubah dari satu situasi ke situasi lainnya. Partanyaan selanjutnya adalah, “Apa makna dibawa suatu tanda terhadap pikiran seseorang yang berada pada situasi tertentu?” penelitian Martyana mengenai kata ganti sebagaimana yang dijelaskan diatas merupakan ruang lingkup semantik begitupula penjelasan Ogden dan Ricarchd mengenai segitiga makna diatas pada dasarnya adalah teori mengenai semantik.

C.Istilah makna
Pengertian makna( sens-bahasa inggris) dibedakan dari arti (meaning bahsa inggris) didalam semantik. makna adalah pertautan yang ada diantara unsu-unsur bahasa iu sendiri (teruama kata-kata ). makna menurut Palmer (1976:204) menyebukan bahwa mengkaji atau memberikan makna suatu kata ialah memahami kajian kata tersebut yang berkenaan dengan hubungan-hubungan makna yang membua kata tersebut berbeda dari kata-kata lain. arti dalam hal ini menyangkut makna leksikal dari kata-kata itu sendiri yang cenderung terdapat didalam kamus, sebagai leksem.
filosof dan linguis mencoba menjelaskan tiga hal yang berhubungan denga mana yakni:
1) makna kata secara alamiah (makna inheren).
2) mendeskripskan makna kalimat secara alamiah (makna kategori).
3) menjelaskan proses komunikasi.
D semantik dan lnguistik
linguistik bahasa memiliki dua pemahaman di dalam bahasa Indonesia, sebagai terjemahan dari bahasa Iggris"linguistic" yakni:(1) ilmu bahasa dan (2) bahasa (sebagai objek ilmu bahasa (linguistik ). objek linguisik (ilmu bahsa adalah linguistik (bahasa).

E. Unsur Unsur semantik
Tanda dan lambang (simbol)
teoi tanda dkembangka leh perre paa abad ke-18 yang dipertegas dengan munculnya Buku The Meaning of Meaning, karangan Ogden & Richad pada tahun 1923. Dalam perkembangan teori tanda kemudian dikenal dengan semiotik, yang dibagi dalam tiga cabang, yakni:
1) Semantik
2) sintaksis
3) pragmatik
semantik berhubungan dengan tanda-tanda, sintakis berhubungan dengan asal-usul, pemakaian dan akibat pemakaian tanda-tanda didalam tigkah laku berbahasa.
1) tanda yang ditimbulkan oleh alam
2) tanda yang ditimbulkan oleh binatang
3) tanda yang ditimbulkan oleh manusia
4) tanda yang ditimbulkan oleh bunyi (suara).

F.CAKUPAN SEMANTIK

Hakikat Belajar dan Pembelajaran
Dari uraian di atas; kita dapat menyimpulkan bahwa makna bahasa, khususnya makna kata, terpengaruh oleh berbagai konteks. Makna kata dapat dibangun dalam kaitannya dengan benda atau objek di luar bahasa. Dalam konsepsi ini, kata berperan sebagai label atau pemberi nama pada benda-benda atau objek-objek yang berada di alam semesta. Makna kata juga dapat dibentuk oleh konsepsi atau pembentukan konsepsi yang terjadi dalam pikiran pengguna bahasa. Proses pembentukannya berkait dengan pengetahuan atau persepsi penggunaan bahasa tersebut terhadap fenomena, benda atau peristiwa yang terjadi di luar bahasa. Dalam konteks ini, misalnya penggunaan bahasa akan tidak sama dalam menafsirkan makna kata demokrasi karena persepsi dan konsepsi mereka berbeda terhadap kata itu. Selain kedua konsepsi itu, makna kata juga dapat dibentuk oleh kaitan antara stimulus, kata dengan respons yang terjadi dalam suatu peristiwa ujaran.
Beranjak dari ketiga konsepsi ini maka kajian semantik pada dasarnya sangat bergantung pada dua kecenderungan. Pertama, makna bahasa dipengaruhi oleh konteks di luar bahasa, benda, objek dan peristiwa yang ada di alam semesta. Kedua, kajian makna bahasa ditentukan oleh konteks bahasa, yakni oleh aturan kebahasaan suatu bahasa.
Penamaan
Uraian di atas menunjukkan bahwa beberapa konsep dasar dalam semantik penting untuk dipahami. Contoh, pengertian sense berbeda dari pengertian reference. Pertama, merujuk kepada hubungan antar kata dalam suatu sistem bahasa dilihat dari kaitan maknanya. Sedangkan yang kedua merujuk kepada hubungan antara kata dengan benda, objek atau peristiwa di luar bahasa dalam pembentukan makna kata.
Begitu pula dengan pengertian tentang kalimat, ujaran dan proposisi perlu dipahami dalam kajian antik. Dalam keseharian, kerap tidak kita bedakan atau kalimat dengan ujaran. Kalimat sebagaimana kita pahami satuan tata bahasa yang sekurang-kurangnya terdiri dari subjek dan predikat. Sedangkan ujaran dapat terdiri dari satu kata, frase atau kalimat yang diujarkan oleh seorang penutur yang ditandai oleh adanya unsur fonologis, yakni kesenyapan. dalam semantik kedua konsep ini memperlihatkan sosok kajian makna yang berbeda. Makna ujaran, misalnya lebih banyak dibahas dalam semantik tindak tutur. Peran konteks pembicaraan dalam mengungkapkan makna ujaran sangat penting. Sementara kajian makna kalimat lazimnya lebih memusatkan pada konteks tatabahasa dan unsur lain yang dapat dicakup dalam tata bahasa dalam bahasa Inggris, misalnya unsur waktu dapat digramatikakan yang terwujud dalam perbedaan bentuk kata kerja.
Mengingat pentingnya konsep-konsep itu, Anda sebagai pembelajar semantik hendaknya mencermati batasan dan penerapan konsep itu dalam kajian makna bahasa.

G.SEMANTIK LEKSIKAL, HUBUNGAN MAKNA, MEDAN MAKNA DAN KOMPONEN MAKNA Semantik Leksikal

Makna bahasa sebagaimana terungkap dalam uraian di atas dipengaruhi sekurang-kurangnya oleh hubungan antara bahasa dengan (1) objek atau (2) peristiwa di luar bahasa atau oleh hubungan di antara unsur bahasa dalam suatu sistem bahasa. Kajian makna bahasa yang lebih memusatkan pada peran unsur bahasa atau kata dalam kaitannya dengan kata lain dalam suatu bahasa lazim disebut sebagai semantik leksikal.
Kajian makna dalam semantik leksikal lebih mendasarkan pada peran makna kata dan hubungan makna yang terjadi antarkata dalam suatu bahasa. Hubungan makna antar kata baik yang bersifat sintagmatik dan paradigmatik kerap digunakan untuk menjawab permasalahan makna kata. Kajian makna kata dalam konteks ini pada gilirannya tentu dapat menjawab permasalahan makna kalimat. Sebab sebagaimana kerap dikemukakan oleh ahli semantik bahwa makna kalimat bergantung pada makna kata yang tercakup dalam kalimat tempat kata itu terangkai. Peran kajian makna kata berdasarkan hubungan makna ini terasa penting mengingat tidak semua makna kata dapat dijelaskan oleh keterkaitannya dengan objek yang digambarkan oleh kata itu. Makna kata-kata yang bersifat abstrak, misalnya hanya mungkin dapat dijelaskan maknanya oleh hubungan makna antarkata dalam suatu bahasa.
Medan Makna dan Komponen Makna
Makna bahasa terutama makna kata dapat kita petakan menurut komponennya. Pandangan seperti ini, tampak dalam teori medan makna yang menyatakan bahwa kosakata dalam suatu bahasa terbentuk dalam kelompok-kelompok kata yang menunjuk kepada lingkup makna tertentu, misalnya perkakas dapur atau nama-nama warna. Dalam suatu medan makna, antara kata yang satu dengan kata lainnya menunjukkan hubungan makna yang dapat dikelompokkan ke dalam 2 golongan. Pertama golongan kolokasi yang menggambarkan hubungan sintagmatik antara kata-kata yang terdapat dalam suatu bidang tertentu atau medan tertentu. Kedua golongan ‘set’ yang cenderung menggambarkan hubungan paradigmatik antarkata dalam suatu bidang tertentu.
Untuk menggambarkan hubungan antar kata dalam suatu bidang tertentu dapat diungkapkan melalui komponen makna yang tercakup dalam kata-kata dalam suatu bidang tertentu. Komponen makna menunjukkan bahwa setiap kata maknanya terbentuk dari beberapa unsur atau komponen. Misalnya, kata-kata yang menggambarkan kekerabatan, seperti ‘ayah’, “ibu’, ‘adik’. ‘kakak’ dapat kita lihat komponen maknanya dalam diagram berikut.
Selain untuk menunjukkan hubungan makna antarkata, komponen makna juga berguna, antara lain untuk perumusan makna dalam kamus dan untuk menentukan apakah kalimat yang digunakan dapat diterima atau tidak secara semantik. Tentu saja untuk mengungkapkan komponen makna tersebut perlu dilakukan melalui analisis yang lazim dikenal sebagai analisis komponen makna. Analisis ini dalam kajian semantik leksikal tentu cukup menonjol mengingat manfaatnya yang cukup beragam dalam mengkaji makna kata dan hubungan makna antarkata dalam suatu bahasa.

B. Hubungan Semantik dengan Tataran Ilmu Sosial lain
Berlainan dengan tataran analisis bahasa lain, semantik adalah cabang imu linguistik yang memiliki hubungan dengan Imu Sosial, seperti sosiologi dan antropologi. Bahkan juga dengan filsafat dan psikologi.

H.Semantik dan Sosiologi
Semantik berhubungan dengan sosiologi dikarenakan seringnya dijumpai kenyataan bahwa penggunaan kata tertentu untuk mengatakan sesuatu dapat menandai identitas kelompok penuturnya.
Contohnya :
Penggunaan / pemilihan kata ‘cewek’ atau ‘wanita’, akan dapat menunjukkan
identitas kelompok penuturnya.
Kata ‘cewek’ identik dengan kelompok anak muda, sedangkan kata ‘wanita’ terkesan lebih sopan, dan identik dengan kelompok orang tua yang mengedepankan kesopanan.

I. Semantik dan Antropologi.
Semantik dianggap berkepentingan dengan antropologi dikarenakan analisis makna pada sebuah bahasa, menalui pilihan kata yang dipakai penuturnya, akan dapat menjanjikan klasifikasi praktis tentang kehidupan budaya penuturnya
. Contohnya :
Penggunaan / pemilihan kata ‘ngelih’ atau ‘lesu’ yang sama-sama berarti ‘lapar’ dapat
mencerminkan budaya penuturnya.
Karena kata ‘ngelih’ adalah sebutan untuk ‘lapar’ bagi masyarakat Jogjakarta.
Sedangkan kata ‘lesu’ adalah sebutan untuk ‘lapar’ bagi masyarakat daerah Jombang.

J. Analisis Semantik
Dalam analisis semantik, bahasa bersifat unik dan memiliki hubungan yang erat dengan budaya masyarakat penuturnya. Maka, suatu hasil analisis pada suatu bahasa, tidak dapat digunakan untuk menganalisi bahasa lain.
Contohnya penutur bahasa Inggris yang menggunakan kata ‘rice’ pada bahasa Inggris
yang mewakili nasi, beras, gabah dan padi.
Kata ‘rice’ akan memiliki makna yang berbeda dalam masing-masing konteks yang
berbeda. Dapat bermakna nasi, beras, gabah, atau padi.


Tentu saja penutur bahasa Inggris hanya mengenal ‘rice’ untuk menyebut nasi, beras, gabah, dan padi. Itu dikarenakan mereka tidak memiliki budaya mengolah padi, gabah, beras dan nasi, seperti bangsa Indonesia.
Kesulitan lain dalam menganalisis makna adalah adanya kenyataan bahwa tidak selalu penanda dan referent-nya memiliki hubungan satu lawan satu. Yang artinya, setiap tanda lingustik tidak selalu hanya memiliki satu makna.
Adakalanya, satu tanda lingustik memiliki dua acuan atau lebih. Dan sebaliknya, dua
tanda lingustik, dapat memiliki satu acuan yang sama.



Daftar pustaka:
http://massofa.wordpress.com/2008/01/22/cakupan-semantik/
M.A Morisan. 2009. Teori Komunikasi Organisasi. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Chaer, Drs. Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta : PT Rineka Cipta.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar