WELCOME TO MY BLOG

Selasa, Juni 22, 2010

Bahasa dan komunikasi

bahasa dapat didefinisikan sebagai penggunaan simbol-simbol bunyi, lambang, atau tulisan secara sistematis dan konvensional dalam kelompok masyarakat untuk komunikasi dan ungkapan diri. Komunikasi adalah proses transfer informasi yang bermakna dari satu orang dengan orang lainnya. Kalau dilihat secara sepintas, kedua definisi ini sangatlah sederhana. Namun di balik kesederhanaan ini muncul kompleksitas permasalahan, apalagi kalau pembahasan keduanya ini dikaitkan dengan berbagai aspek yang menyangkut permasalahan psikologis individu maupun kelompok masyarakat pengguna bahasa itu. Bahasa dan komunikasi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Tidak ada komunikasi tanpa bahasa.

Komunikasi merupakan intisari interaksi sosial. Tidak ada kegiatan sosial tanpa komunikasi. Selama hidup manusia menghabiskan waktunya untuk berkomunikasi dengan beragam bentuk, cara dan situasi. Bentuk komunikasi yang dipilih bisa lisan, tulisan atau gerak dan lambanglambang. Cara komunikasi lebih banyak melibatkan sikap dan perilaku berbahasa yang didominasi oleh personalitas (psikologis) penutur. Situasi komunikasi berkaitan dengan ruang dan waktu.Komunikasi menjadi memasyarakat dalam berbagai cara:

1.Komunikasi melibatkan hubungan timbal balik antara penutur dengan pendengar.
2.Komunikasi membutuhkan bahwa manusia memperoleh suatu pemahaman yang 3.berbagi tentang makna tertentu dari bunyi-bunyi, kata, lambang dan gerak.
4.Komunikasi berarti bahwa manusia saling mempengaruhi dan dipengaruhi manusia lainnya.
Komunikasi membutuhkan pengirim (sender), pesan (messages), penerima (receiver) dan saluran/medium (channel) komunikasi. Oleh karena itu, setiap terjadinya komunikasi tentu saja sangatlah kompleks: pengirim pesan juga sebagai penerima pesan dan sebaliknya, dan bisa juga ganda, kadang-kadang juga kontradiktif,pesan dikomunikasikan melalui suatu aturan saluran verbal dan nonverbal yang berbeda.

Kajian tentang komunikasi secara potensial merupakan suatu pekerjaan besar yang melibatkan banyak disiplin ilmu, seperti psikologi, psikologi sosial, sosiologi, linguistik, sosiolinguistik, filosofi, dan kritik sastra. Para ahli psikologi sosial membedakan antara kajian bahasa dan kajian komunikasi non-verbal. Kajian barunya difokuskan pada wacana.

dikarenakan penggabungan pengetahuan tentang kaidah-kaidah morfologis, sintaksis dan semantis membolehkan penurunan dan pemahaman ujaran bermakna yang hampir tanpa batas yang membuat bahasa sebagai media komunikasi yang sangat ampuh. Makna dapat dikomunikasikan lewat bahasa di sejumlah tingkatan. Jarak rentang dari ujaran yang paling sederhana (bunyi yang dibuat oleh seseorang untuk orang lain) sampai pada sebuah lokusi (kata-kata yang ditempatkan dalam suatu urutan

Menguasai bahasa juga membutuhkan pengetahuan mengenai aturan budaya sehingga dapat diketahui hal-hal yang menyangkut kelayakan apa dan cara menuturkan sebuah ujaran. Tidak mengetahui apa dan cara yang harus dituturkan untuk suatu ujaran tertentu akan melukai perasaan pengguna bahasa itu bahkan bisa lebih fatal. Jadi apa yang layak dikatakan sebaiknya disesuaikan dengan ruang, waktu dan sasaran Permasalahan tentang ini semua telah memperluas sasar kaji sosiolinguistik (Fishman, 1972; Forgas, 1958b) dan yang lebih baru lagi sebuah penekanan dalam psikologi sosial khususnya pada kajian wacana sebagai satuan dasar analisis (Poterdan Wetherell, 1987). Akhirnya, Searle(1979) mengidentifikasi lima jenis makna sehingga manusia dapat menggunakan bahasa secara
untuk berkomunikasi:

1. mengatakan bagaimana sesuatu itu;
2. membuat seseorang melakukan sesuatu;
3. mengungkapkan perasaan dan sikap;
4. membuat sebuah komitmen; dan
5. menyelesaikan sesuatu dengan segera.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar