WELCOME TO MY BLOG

Senin, Juni 14, 2010

Interaksi Simbolik

Interaksi Simbolik
George Herbert Mead dikenal sebagai pencetus awal Teori Interaksi Simbolik, sangat mengagumi kemampuan manusia untuk menggunakan simbol; dia menyatakan bahwa orang bertindak berdasarkan makna simbol yang muncul di dalam situasi tertentu. Teori Interaksi Simbolik (Symbolic Interaction Theory- SI) menekankan pada hubungan antara simbol dan interaksi. Mereka menamainya “Mind, Self, and Society” (pikiran, diri dan masyarakat) dan buku tersebut berisi dasar dari Teori Interaksi Simbolik. Menariknya, nama “interaksi simbolik” bukan merupakan ciptaan Mead. Salah satu muridnya, Herbert Blumer, adalah pencetus istilah ini, tetapi jelas sekali bahwa pekerjaan Mead-lah yang mendorong munculnya pergerakan teoritis ini.
Pikiran
Mead mendefinisikan pikiran (mind) sebagai kemampuan untuk menggunakan symbol yang mempunyai makna sosial yang sama, dan Mead percaya bahwa manusia harus mengembangkan pikiran melalui interaksi dengan orang lain.
Menurut mead, salah satu dari aktivitas penting yang diselesaikan orang melalui pemikiran adalah pengambilan peran, atau kemampuan untuk secara simbolik menempatkan dirinya sendiri dalam diri khayalan orang lain. Proses ini disebut pengambilan peran karena kondisi ini mensyaratkan bahwa seseorang menghentikan persepektifnya sendiri terhadap sebuah pengalaman dan sebaliknya membanyangkannya dari perspektif orang lain.
Diri
Mead mendefinisikan diri (self) sebagai kemapuan untuk merefleksikan diri kita sendiri dari perspektif orang lain. Bagi Mead, diri berkembang dari sebuah jenis pengambilan peran yang khusus maksudnya, membayangkan bagaimana kita dilihat oleh orang lain. Meminjam konsep yang berasal dari seorang sosiolog Charles Cooley, Mead menyebutkan hal tersebut sebagai cermin diri, atau kemampuan untuk melihat diri kita sendiri dalam pantulan dari pandangan orang lain. Cooley menyakini tiga prinsip pengembangan yang dihubungkan dengan cermin diri:
Kita membayangkan bagaimana kita terlihat di mata orang lain
Kita membayangkan penilaian mereka mengenai penampilan kita
Kita merasa tersakiti atau bangga berdasarkan perasaan pribadi ini.
Ketika Mead berteori mengenai diri, ia mengamati bahwa melalui bahasa orang mempunyai kemampuan untuk menjadi subjek dan objek bagi dirinya sendiri. Sebbagai subjek, kita bertindak, dan sebagai objek kita mengamati diri kita sendiri. Mead menyebut subjek, atau diri yang bertindak sebagai I dan objek, atau diri yang mengamati adalah Me.
Masyarakat
Mead beragumen bahwa interaksi mengambil tempat di mana sebuah struktur sosial yang dinamis budaya, masyarakat dan sebagainya. Individu-individu lahir ke dalam konteks sosial yang sudah ada. Mead mendefinisikan masyarakat (Society) sebagai jejaring hubungan sosial yang diciptakan manusia. Individu-individu terlibat di dalam masyarakat melalui perilaku yang mereka pilih secara aktif dan sukarela. Jadi masyarakat menggambarkan keterhubungan beberapa perangkat perilaku yang terus disesuaikan oleh individu-individu. Masyarakat adan sebelum individu tetapi juga diciptakan dan dibentuk oleh individu, dengan melakukan tindakan sejalan dengan orang lainnya.
Mead berbicara mengenai dua bagian penting masyarakat yang mempengaruhi pikiran dan diri:
Orang lain secara khusus, merujuk pada individu-individu dalam masyarakat yang signifikan bagi kita.
Orang lain secara umum, merujuk pada cara pandang dari sebuah kelompok sosial atau budaya sebagai suatu keseluruhan.
Tema dan Asumsi Teori Interaksi Simbolik
Interaksi simbolik didasarkan pada ide-ide mengenai diri dan hubungannya dengan masyarakat. Karena ide ini dapat diinterpretasikan secara luas. Ralph LaRossa dan Donald C.Reitzes telah mempelajari Teori Interaksi Simbolik yang berhubungan dengan kajian mengenai keluarga. Mereka mengatakan bahwa tujuh asumsi mendasar SI dan bahwa asumsi-asumsi ini memperlihatkan tiga tema besar:
Pentingnya Makna bagi Perilaku Manusia
Tujuan dari interaksi menurut SI adalah untuk menciptakan makna yang sama. Hal ini penting karena tanpa makna yang sama berkomunikasi akan menjadi sangat sulit, atau bahkan tidak mungkin. Menurut LaRossa dan Reitzes, tema ini mendukung tiga asumsi SI yang diambil dari karya Herbert Blumer, sebagai berikut:
Manusia Bertindak terhadap Manusia Lainnya Berdasarkan Makna yang Diberikan Orang Lain kepada Mereka
Asumsi ini menjelaskan perilaku sebagai suatu rangkaian pemikiran dan perilaku yang dilakukan secara sadar antara rangsangan dan respons orang berkaitan dengan rangsangan tersebut. Makna yang kita berikan pada symbol merupakan produk dari interaksi sosial dan menggambarkan kesepakatan kita untuk menerapkan makna tertentu pada symbol tertentu pula.
Makna Diciptakan dalam Interaksi Antarmanusia
Blumer menjelaskan bahwa terdapat tiga cara untuk menjelaskan asal sebuah makna:
Bahwa makna adalah sesuatu yang bersifat intrinsik dari suatu benda
Melihat makna itu “dibawa kepada benda oleh seseorang bagi siapa benda itu bermakna
Melihat makna sebagai sesuatu yang terjadi di antara orang-orang.
Makna Dimodifikasi melalui Proses Interpretif
Blumer menyatakan bahwa proses interpretif ini memiliki dua langkah:
Para pelaku menentukan benda-benda yang mempunyai makna
Si pelaku untuk memilih, mengecek, dan melakukan transformasi makna didalam konteks di mana mereka berada.
Pentingnya Konsep Diri
SI berfokus pada pentingnya Konsep Diri (self-concept), atau seperangkat persepsi yang relative stabil yang dipercaya orang mengenai dirinya sendiri. Tema ini memiliki dua asumsi tambahan, menurut LARossa dan Reitzes:
Individu mengembangkan Konsep Diri melalui interaksi dengan Orang Lain
Asumsi ini menyatakan bahwa kita membangun perasaan akan diri (sense of self) tidak selamanya melalui kontak dengan orang lain. Orang-orang tidak lahir dengan konsep diri; mereka belajar tentang diri mereka melalui interaksi.
Konsep Diri Memberikan Motif Penting untuk Perilaku
Mead berpendapat bahwa karena manusia memiliki diri, merreka memilih mekanisme untuk berinteraksi dengan ddirinya sendiri. Mekanisme ini digunakan untuk menuntun perilaku dan sikap. Penting juga untuk diingat bahwa Mead melihat diri sebagai sebuah proses, bukan struktur.
Hubungan antara Individu dan Masyarakat
Asumsi-asumsi yang berkaitan dengan tema ini adalah sebagai berikut:
Orang dan Kelompok Dipengaruhi oleh Proses Sosial dan Budaya
asumsi ini mengakui bahwa norma-norma sosial membatasi perilaku individu.
Struktur Sosial Dihasilkan melalui Interaksi Sosial
SI mempertanyakan pandangan bahwa struktur sosial tidak berubah serta mengakui bahwa individu dapat memodifikasi situasi sosial. Dengan kata lain, teoritikus SI percaya bahwa manusia adalah pembuat pilihan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar